Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
(
KAJIAN LENGKAP ) KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA DZULHIJJAH - Pada sepuluh
hari pertamanya saat ini kita sudah masuk terdapat banyak kemuliaan dan
keutamaan. Hari-hari tersebut disediakan oleh Allah sebagai musim
ketaatan dan kesempatan beramal shalih yang bersifat tahunan. Maka
hendaknya seorang muslim memperhatikan keberadaannya, memanfaatkannya
dengan melaksanakan berbagai ibadah yang disyariatkan, menjaga perkataan
dan amal yang shalih agar mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala dan
membantunya dalam menghadapi kehidupan ini dengan jiwa besar dan
semangat yang berkobar.
10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah
merupakan hari-hari yang sangat mulia dan penuh barakah. Bukti kemuliaan
ini, Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam Al-Qur’an al-Karim.
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)
Imam al-Thabari dalam menafsirkan “Wa layaalin ‘asr” (Dan malam yang
sepuluh), “Dia adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan
kesepakatan hujjah dari ahli ta’wil (ahli tafsir).” (Jaami’ al Bayan fi
Ta’wil al-Qur’an: 7/514)
Penafsiran ini dikuatkan oleh Ibnu
Katsir dalam menafsirkan ayat ini, “Dan malam-malam yang sepuluh,
maksudnya: Sepuluh Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu
Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan
khalaf.” (Ibnu Katsir: 4/535)
Kemuliaan sepuluh hari ini juga
disebutkan dalam Surat Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak
menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ
ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا
رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat
bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah
ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa
binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)
Imam Ibnu Katsir dalam
menafsirkan ayat ini menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallaahu
'anhuma, “al-Ayyam al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah
hari-hari yang sepuluh.” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/239)
Maka dapat
disimpulkan bahwa keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari
Dzulhijjah telah datang secara jelas dalam Al-Qur’an al-Karim yang
dinamakan dengan Ayyam Ma’lumat karena keutamaannya dan kedudukannya
yang mulia.
Sedangan dari hadits, terdapat keterangan yang
menunjukkan keutamaan dan kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan
Dzulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ
مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ
يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang
lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada
hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat
bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang
berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali
satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Karenanya dianjurkan
atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam
ibadahnya, di antaranya shalat, membaca Al-Qur’an, dzikrullah,
memperbanyak doa, membantu orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang
miskin, memperbaharui janji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masih ada
satu amalan lagi yang utama pada hari-hari tersebut, yaitu berpuasa
sunnah di dalamnya.
Terdapat dalam Sunan Abu dawud dan lainnya, dari sebagian istri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, dia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ
“Adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa pada tangga 9
Dzulhijjah.” (HR. Abu Dawud no. 2437 dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 2081)
. . .
dianjurkan atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk
bersungguh-sungguh dalam ibadahnya, di antaranya shalat, membaca
Al-Qur’an, dzikrullah, memperbanyak doa, membantu orang-orang yang
kesusahan, menyantuni orang miskin, . . .
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Munajjid –Salah seorang ulama besar Saudi Arabia- berkata, “Di
antara musim ketaatan yang agung adalah sepuluh hari perama dari bulan
Dzulhijjah, yang telah Allah muliakan atas hari-hari lainnya selama
setahun. Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu, dari Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ
الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي
أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ
خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi
amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama
bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan
Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad
di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan
hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Daud dan Ibnu
Majah).
Hadits ini dan hadits-hadit lainnya menunjukkan bahwa
sepuluh hari ini lebih utama dari seluruh hari dalam setahun tanpa ada
pengecualian darinya, sampai sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadlan."
Syaikh Munajjid menambahkan, urgensi sepuluh hari pertama ini diperkuat dengan beberapa bukti di bawah ini:
1. Allah Ta’ala telah bersumpah dengannya. Dan bersumpahnya Allah
dengan sesuatu menjadi dalil urgensinya dan besarnya manfaat. Allah
Ta’ala berfirman,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)
Ibnu Abbas, Ibnu al-Zubair, Mujahid, dan beberapa ulama salaf dan
khalaf berkata: Bahwasanya dia itu adalah sepuluh hari pertama Dzil
Hijjah. Ibnu Katsir membenarkan pendapat ini (Tafsir Ibni Katsir: 8/413)
2. Sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam pernah bersaksi
bahwa hari-hari tersebut adalah seutama-utamanya hari-hari dunia
sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits shahih.
3.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam menganjurkan untuk memperbanyak
amal shalih di dalamnya. Sesungguhnya kemuliaan masa diperoleh oleh
setiap penduduk negeri, sementara keutamaan tempat hanya dimiliki oleh
jama’ah haji di Baitul Haram.
4. Rasulullah Shallallaahu
'Alaihi Wasallam juga memerintahkan untuk memperbanyak tasbih, tahmid,
dan takbir pada sepuluh hari tersebut. Dari Ibnu Umar radhiyallaahu
'anhuma, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَا
مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ
فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ
التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
“Tidak ada hari-hari
yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih
dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari
Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di
dalamnya.” (HR. Ahmad 7/224, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan isnadnya).
5. Di dalamnya terdapat hari Arafah. Hari 'Aradah adalah hari yang
disaksikan yang di dalamnya Allah menyempurnakan ajaran dien-Nya
sementara puasanya akan menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun.
6. Di dalamnya terdapat ibadah udhiyah (berkurban) dan haji.
Dalam sepuluh hari ini juga terdapat yaum nahar (hari penyembelihan)
yang secara umum menjadi hari teragung dalam setahun. Hari tersebut
adalah haji besar yang berkumpul berbagai ketaatan dan amal ibadah
padanya yang tidak terkumpul pada hari-hari selainnya.
Sesungguhnya siapa yang mendapatkan sepuluh hari bulan Dzulhijjah
merupakan bagian dari nikmat Allah yang besar atas hamba. Hanya
orang-orang shalih yang bersegera kepada kebaikan lah yang bisa
menghormatinya dengan semestinya. Dan kewajiban seorang muslim adalah
merasakan nikmat ini, memanfaatkan kesempatan emas ini dengan memberikan
perhatian yang lebih, dan menundukkan dirinya untuk menjalankan
ketaatan. Sesungguhnya di antara karunia Allah Ta’ala atas hamba-Nya
adalah menyediakan banyak jalan berbuat baik dan meragamkan berbagai
bentuk ketaatan agar semangat seorang muslim kontinyu dan tetap
istiqamah menjalankan ibadah kepada Tuhannya.
Macam-Macam Amalan yang Disyariatkan
Syaikh Munajjid rahimahullaah menjelaskan, ada beberapa amal istimewa
yang harus selayaknya dikerjakan oleh seorang muslim pada sepuluh hari
pertama bulan Dzul Hijjah, di antaranya:
1. Berpuasa. Seorang
muslim disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah karena Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam sangat menganjurkan untuk beramal shalih
pada sepuluh hari ini, dan puasa salah satu dari amal-amal shalih
tersebut. Terlebih lagi, Allah Ta’ala telah memilih puasa untuk diri-Nya
sebagaimana terdapat dalam hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Semua amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, sungguh puasa itu
untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. al-Bukhari no.
1805)
Dan sungguh Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam
melaksanakan puasa 9 Dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid, dari
istrinya, dari sebagian istri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ
وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ
وَخَمِيسَيْنِ
“Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam
melaksanakan puasa 9 Dzulhijjah, hari ‘Asyura, dan tiga hari setiap
bulan serta senin pertama dari setiap bulan dan dua hari Kamis.” (HR.
Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
Shahih Abi Dawud: 2/462)
2. Bertakbir. Disunnahkan membaca
takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih selama sepuluh hari tersebut. Dan
disunnahkan mengeraskannya di masjid-masjid, rumah-rumah, dan di
jalan-jalan. Dan setiap tempat yang dibolehkan untuk dzikrullah
disunnahkan untuk menampakkan ibadah dan memperlihatkan pengagungan
terhadap Allah Ta’ala. Kaum laki-laki mengeraskannya sementara kaum
wanita melirihkannya.
Allah Ta’ala berfirman,
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ
مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki
yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS.
Al-Hajj: 28) Menurut Juhmur ulama, makna al-ayyam al-ma’lumat adalah
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang diriwatkan dari
Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma, “Al-Ayyam al-Ma’lumat: Hari sepuluh."
Salah satu bentuk kalimat takbirnya adalah:
الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر ولله الحمد
Dan masih ada lagi bentuk takbir yang lain.
3. Melaksanakan haji dan umrah. Sesungguhnya di antara amalan yang
paling utama untuk dikerjakan pada sepuluh hari ini adalah berhaji ke
Baitullah al-Haram. Maka siapa yang diberi taufik oleh Allah untuk
melaksanakan haji ke Baitullah dan melaksanakan manasiknya sesuai dengan
ketentuan syariat, maka dia mendapatkan janji –Insya Allah- dari sabda
Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, “Haji yang mabrur ridak ada
balasannya kecuali surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
4.
Melaksanakan amal-amal shalih secara umum. Sesungguhnya amal shalih
dicintai oleh Allah Ta’ala. Dan ini pasti akan memperbesar pahala di
sisi Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang tidak memungkinkan melaksanakan
haji, maka hendaknya dia menghidupkan waktu-waktu yang mulia ini dengan
ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala berupa shalat, membaca Al-Qur’an,
dzikir, doa, shadaqah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali
persaudaraan, memerintahkan yang baik dan melarang yang munkar, dan
berbagai amal baik dan ketaatan.
5. Berkurban. Di antara amal
shalih pada hari yang kesepuluhnya adalah mendekatkan diri kepada Allah
dengan menyembelih hewan kurban yang gemuk dan bagus, dan berinfak di
jalan Allah Ta’ala.
6. Taubat Nasuha. Di antara yang sangat
ditekankan pada sepuluh hari ini adalah bertaubat dengan benar-benar
(taubatan nasuha), meninggalkan perbuatan maksiat dan melepaskan diri
dari seluruh dosa.
Taubat adalah kembali kepada Allah Ta’ala
dan meninggalkan apa saja yang dibenci-Nya yang nampak maupun yang
tersembunyi sebagai bentuk penyesalan atas perbuatan buruk yang telah
lalu, meninggalkan seketika itu juga, bertekad untuk tidak
mengulanginya, dan beristiqamah di atas kebenaran dengan melaksanakan
apa-apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala.
Semoga kita tergolong
sebagai hamba-hamba Allah yang bisa kontinyu dan istiqamah dalam
beribadah kepadaNya. Memanfaatkan setiap kesempatan yang telah
disediakan untuk memanen pahala. Sehingga kita datang kepada Allah
dengan membawa bekal yang cukup dan memiliki modal yang memadai untuk
memasuki surga-Nya yang Mahaindah dan menyenangkan
( Salinan dari FB Ustadz Kyai = http://www.facebook.com/pages/MAJELIS-TAUSIAH-PARA-KYAI-USTADZ-INDONESIA/203914683789 )
Artikel Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah ini Anda baca di webeson.blogspot.com
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa kasih komentar.
Terimakasih atas kunjungan Anda. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Silahkan baca Posting Meranik Lainnya di bawah ini dan jangan lupa berkunjung kembali
Terimakasih atas kunjungan Anda. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Silahkan baca Posting Meranik Lainnya di bawah ini dan jangan lupa berkunjung kembali